Dr. Inoki Ulma Tiara, S.Sos, M.Pd
Sampah telah menjadi masalah dunia, termasuk di kabupaten Tanah Datar. Persoalan sampah berbanding lurus dengan pertumbuhan, perkembangan beserta kosumsi penduduknya. Secara etimologi sampah dikamus besar bahasan Indonesia diartikan “barang atau benda yang dibuang karena tidak terpakai lagi dan sebagainya; kotoran seperti daun, kertas” sedangkan menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah BAB I Ketentuan Umum Bagian kesatu Defini Pasal 1 bagian 1 menyampaikan sampah adalah “sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat”.
Merujuk pengertian sampah benda yang dibuang karena tidak terpakai yang berbentuk padat di Kabupaten Tanah Datar diproduksi oleh penduduknya sebanyak 110 ton perhari. 110 ton sampah perhari disampaikan oleh kepala dinas Linkungan Hidup Desi Trikona. 110 ton sampah mulai dari sampah rumah tangga sampah pasar serta sampah rumah makan dan restoran dalam keadaan campur aduk antara sampah organik dan non organi,
Keadaan sampah campur aduk ini peneliti dari UNAND menyimpukan komposisi sampah di Kabupaten Tanah Datar Dewilda, Darnas, and Indriyani (2014) “sampah basah (organik) 75,5%, plastik (16,6%), kertas (5,3%), tekstil 0,8%, kayu 0,3, kaca 0,7 %, logam ferraus, 0,2%, logam non Ferrous 0,1%, lain-lain 0,5%”.” Maka persentase komposisi ini diterapkan kepada 110 ton sampah perhari:
Komposis dan Jumlah Sampah di Kabupaten Tanah Datar
NO KETERANGAN PERSENTASE HARI/TON BULAN/TON
1 SAMPAH ORGANIK 0,755 83,05 2.492
2 SAMPAH PLASTIK 0,166 18,26 548
3 SAMPAH KERTAS 0,053 5,83 175
4 SAMPAH TEKSTIL 0,008 0,88 26
5 SAMPAH KAYU 0,003 0,33 10
6 SAMPAH KACA 0,007 0,77 23
7 SAMPAH LOGAM FERIUS 0,002 0,22 7
8 SAMPAH LOGAM NON FERRAUS 0,001 0,11 3
9 SAMPAH LAIN-LAIN 0,005 0,55 17
TOTAL 1 110 3.300
Angka 110 ton perhari di Kabupaten Tanah Datar berdasarkan penelitian Dewilda et al. (2014) adalah “0,232 kg/orang/hari” dikalikan jumlah penduduk kabupaten Tanah Datar menurut Statistik and Datar (2022, hlm 103) adalah sebanyak “373.693 orang” maka secara perseorangan di kabupaten Tanah Datar menghasilkan sampah sebanyak 80,697 ton perhari dan asumsinya sampah pasar, sampah dari pengumpul buah dan sayuran, sampah rumah makan dan restoran, dan sampah dari lingkungan kantor dan sekolah sekitar 30 ton perhari.
1. Sampah Organic Maggot sebagai Sumber Pakan Ternak Ikan dalam Penanganan Stunting
Tumbukan sampah 110 ton perhari adalah masalah sekaligus peluang, dan seharus kita melihatnya sebagai peluang. Peluang adalah merubah sampah tersebut menjadi manfaat. Seperti yang disebutkan diawal maka kita fokus pada pengolahan sampah organik melalui black soldier fly (BSF) karena komposisi tersebutlah yang paling besar yaitu 75.5% atau sekitar 83,03 ton perhari atau 2.492 ton perbulan. Ketika seluruh sampah organik mampu direduksi dengan BSF maka kabupaten Tanah Datar telah menyelesaikan 75,5% persoalan sampah.
BSF digunakan sebagai mengurai sampah bukan tanpa alasan karena Wahyuni et al. (2021, hlm 10) “15 ribu maggot BSF bisa mengkosumsi lebih 2 kg makanan serta limbah organik hanya dengan durasi 24 jam saja”. Selain mengurai sampah BSF menghasilkan protein melalui maggot atau belatungnya. Komposisi nutrisi maggot sebagai penganti pakan berprotein timggi menurut Murtidjo dalam Mudeng et al. (2018) menyebutkan bahwa “bahan makanan yang mengandung protein kasar lebih dari 19 % digolongkan sebagai bahan makanan sumber protein”. Kandungan protein maggot BSF bisa dilihat dari hasil penilitian Labotarium Kimia Makanan dan Nutrisi Ruminansia Fapet UNPAD Kandungan Nutrisi Maggot Basah.
No Keterangan Protein %
1 Protein 24,74
2 Serat Kasar 15,02
3 lemak 9, 36
4 Abu 6,95
Menghasilkan 1 kg maggot dibutuhkan 10 kg sampah organik sehingga kabupaten Tanah Datar mempunyai kemampuan mengahasilkan 8,3 ton maggot perhari atau maggot 249,2 perbulan, pakan sederhana untuk peternakan ikan 1 kg maggot ditambah 1 kg dedak menjadi 2 kg pakan, 24% protein maggot ditambah 11 % Protein dibagi dua m enghasilkan pakan dengan 17, 5 protein.
Rasio untuk menghasilkan 1 kg ikan dibutuhkan pakan sampai 1,5 kg maka maggot dicampur bahan berprotein 11 % dan tinggi karbohidrat seperti dedak dan jagung maka kabupaten Tanah Datar bisa menghasilkan hasil ikan. 1,5 kg pakan menghasilkan 1 Kg ikan kabupaten Tanah Datar mampu mengasilkan ikan 11, 07 ton/hari, 332,2 ton/bulan, dan 3.986,4 ton/tahun. Ikan sebagai sumber pangan berprotein tinggi.
Disisi dalam penangganan stunting adalah kemampuan memproduksi ikan sebagai sumber protein menyelesaikan masalah stunting. Kebutuhan protein dan lemak berdasarkan Peraturan meenteri Kesehatan Republik Inodnesia Tahun 2013 tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia menyampaikan bahwa kebutuhan satu orang per hari berdasarkan kelompok umur lalu dikalikan dengan jumlah penduduk beserta kelompok umur di kabupaten Tanah Datar Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanah Datar (2021) sebanyak 348.219 maka menurut Inoki (2020) kebutuhan rata-rata pangan di kabupaten Tanah Datar dalam satu hari mulai karbohidrat 103.326.920 gram atau 103, 32 ton hari, protein 20.021.050,67 atau 20,02 ton, serat 10.127.379 gram atau 10, 1273 ton, dan lemak sebanyak 21.875.306 gram atau 21,87 ton sehari. Produksi ikan melalui maggot sebagai sumber protein untuk ibu hamil dan anak-anak masa perkembagan secara linear memberikan sumbangsih yang berimbas kepada penurunan stunting di Kabupaten Tanah Datar.
Daftar Pustaka
Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanah Datar. 2021. Kabupaten Tanah Datar Dalam Angka 2021. Batusangkar: Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanah Datar.
Dewilda, Yommi, Yeggi Darnas, and Zulfa Indriyani. 2014. “Satuan Timbulan Dan Komposisi Sampah Domestik Kabupaten Tanah Datar.” Jurnal Dampak 11(1):28. doi: 10.25077/dampak.11.1.28-33.2014.
Inoki, Ulma Tiara. 2020. “Tanah Datar 14 Hari Menghadapi Lockdown?” Kabardaerah.Com.
Mudeng, Nico E. G., Jeffrie F. Mokolensang, Ockstan J. Kalesaran, Henneke Pangkey, and Sartje Lantu. 2018. “Budidaya Maggot (Hermetia Illuens) Dengan Menggunakan Beberapa Media.” E-Journal BUDIDAYA PERAIRAN 6(3):1–6. doi: 10.35800/bdp.6.3.2018.21543.
Statistik, Badan Pusat, and Kabupaten Tanah Datar. 2022. Kover Depan Kover Dalam. Batusangkar: Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanah Datar.
Syarul, Rahmat. 2019. “Kabupaten Tanah Datar Berupaya Kurangi 20 Persen Sampah.”
Wahyuni, Ratna Kumala Dewi, Fajar Ardiansyah, and Rahmad Cahyono Fadhlil. 2021. Maggot BSF Kualitas Fisik Dan Kimianya. Lamongan: Litbang Pemas Unista.