Padang, SinyalGoNews.com —
Setelah sempat terhenti karena adanya dugaan permainan “proyek siluman” yang melibatkan oknum anggota dewan, pembangunan Ruko Nagari Nanggalo akhirnya kembali dilanjutkan.
Langkah ini diputuskan usai mediasi panas di kantor Camat Nanggalo pada Selasa (14/10/2025) yang mempertemukan Forum Anak Nagari Nanggalo (FANNA) dengan pihak kontraktor proyek.
Mediasi tersebut dipimpin langsung oleh Camat Nanggalo, Amrizal Rengganis, yang turun tangan meredam ketegangan di tengah isu dugaan penggelembungan sewa ruko yang sempat mencuat ke publik.
“Alhamdulillah, semuanya sudah clear. Tidak ada niat menghambat pembangunan, hanya miskomunikasi. Kami apresiasi sikap bijak anak nagari yang mau duduk bersama menyelesaikan persoalan ini,” ungkap Amrizal Rengganis, usai mediasi berlangsung tertutup namun penuh dinamika.
Dua hari setelah pertemuan, tepatnya Kamis (16/10/2025), suara mesin dan aktivitas pekerja kembali terdengar di lokasi pembangunan ruko.
Pihak kontraktor, Aulia, mengaku lega dan berterima kasih atas hasil mediasi tersebut.
“Kami bersyukur sudah diberi izin untuk melanjutkan pekerjaan. Waktu kami sudah mepet, dan keputusan ini sangat membantu. Terima kasih kepada anak nagari yang akhirnya memberi kepercayaan kembali,” ujar Aulia saat ditemui di lokasi proyek.
Sementara itu, Ketua Forum Anak Nagari Nanggalo (FANNA), Yuldi Effendi Koto, menegaskan bahwa sikap mereka sebelumnya bukan untuk menghambat pembangunan, melainkan bentuk kontrol sosial terhadap proyek yang diduga sarat kepentingan pribadi.
“Kami mendengar langsung isu adanya penggelembungan harga sewa ruko oleh oknum anggota dewan. Kami tidak bisa tinggal diam sebelum ada kejelasan. Tapi setelah dijelaskan oleh pihak kecamatan, dan demi kepentingan masyarakat, kami setuju pembangunan dilanjutkan,” tegas Yuldi.
Ia menambahkan, FANNA akan terus mengawasi jalannya proyek hingga selesai, agar ruko benar-benar menjadi aset nagari, bukan ladang bisnis terselubung bagi pihak tertentu.
“Kami ingin proyek ini transparan. Jangan sampai dana publik berubah jadi keuntungan pribadi,” pungkasnya.
Dengan hasil mediasi ini, ketegangan antara anak nagari dan pihak pelaksana proyek resmi berakhir damai. Namun, sejumlah warga tetap meminta pemerintah dan aparat terkait menelusuri dugaan keterlibatan oknum politisi dalam proyek tersebut, agar kejadian serupa tak terulang di masa depan.
Sementara itu, sumber internal menyebutkan, isu dugaan permainan dana pokir masih dalam tahap penelusuran oleh beberapa pihak terkait.
Publik kini menunggu, apakah proyek ini benar-benar untuk kepentingan rakyat — atau hanya “dikemas rapi” atas nama pembangunan nagari.
( Red )