Bukittinggi, Sinyalgonews.com,- Tak kalah menarik dari daerah-daerah di Sumatera Barat, Pilkada Bukittinggi pada November 2024 mendatang juga menyajikan pertarungan liga kharisma yang bikin greget. Diprediksi akan terjadi pertarungan sengit antara incumbent dan Wali kota periode sebelumnya.
Tiga poros dan tiga tokoh diyakini akan bertarung uji ketangkasan Visi dan Misi dalam pilkada ini. Tiga kandidat itu adalah Erman Safar (Wali Kota 2020-2024/Ketua DPD Gerindra Bukittinggi), Buya Marfendi (Wakil Wali Kota Bukittinggi 2020-2024/politisi PKS), dan Ramlan Nurmatias (Wali Kota Bukitinggi 2014-2019/Ketua DPD Demokrat Kota Bukittinggi).
Memperhatikan ketiga nama ini tentu saja bukanlah nama yang sembarangan. Dimana ketiga nama tersebut sama-sama pernah menjadi orang nomor 1 dan 2 di Pemko Bukittinggi. Melihat kemungkinan tersebut pengamat politik dari Unand Asrinaldi mengatakan Pilkada Bukittinggi dipastikan akan ketat.
“Masyarakat Bukittinggi memilih Erman Safar dan Buya Marfendi dengan mengganti Ramlan Nurmatias ternyata juga masih banyak persoalan yang muncul. Banyak kebijakan yang kontroversi, sehingga masyarakat dapat membandingkan antara keduanya. Apakah harapan mereka ketika mengganti Ramlan dengan Erman Safar sesuai atau tidak tentunya masyarakat Bukittinggi yang akan menilai,” ujarnya.
Asrinaldi menegaskan, dengan majunya Ramlan dapat menjadi ancaman bagi Erman Safar, karena beberapa kebijakannya tidak begitu popular di masyarakat Bukittinggi. Sedangkan Buya Marfendi kendati merupakan bayangan dari rezim Erman Safar, semoga jauh beda dan tidak sama dengan rezim Erman Safar.
Kendati kepemimpinan Buya Marfendi masih belum teruji, karena selama ini sifatnya ia membantu Erman Safar. Dengan beberapa kontroversi saat ini semoga penilaian masyarakat Bukittinggi tidak memandang sama antara Erman Safar dengan Buya Marfendi.
Buya Marfendi yang juga Ketua Majlis Pertimbangan Partai Keadilan Sosial (MPPKS) Bukittinggi ini pernah mengungkapkan, bahwa dalam menjalankan roda pemerintahan,
harus tercipta langkah seiring sejalan dan bersingergi dengan semua pihak, agar situasi kondusifitas dan pemerintahan berjalan baik.
“Hal tersebut harus menjadi perhatian khusus bagi Buya Marfendi jikalau maju di Pilkada 2024, dimana Ramlan juga memiliki potensi kuat untuk memenangkan Pilkada Bukittinggi 2024,” ungkapnya.
Selain itu, calon perseorangan juga memiliki potensi untuk maju di Pilwako Bukittinggi tahun ini. Menurutnya, akan muncul calon perseorangan, mengingat sejarah serta penduduk Bukittinggi yang tidak terlalu banyak. “Calon ketiga atau keempat dapat maju dari perseorangan dan dapat menjadi alternatif bagi masyarakat Bukittinggi,” tuturnya.
Sementara itu, Pengamat Politik Arifki Chaniago mengatakan Pilkada Bukittinggi salah satu pilkada paling menarik di Sumatera Barat. Dimana nama-nama yang diprediksi akan maju di Pilwako Bukittinggi diisi oleh sosok-sosok figur yang kuat.
“Pilkada Bukittinggi tahun 2024 ini cukup menarik, karena diprediksi diisi nama-nama yang sangat potensial. Erman Safar sebagai pertahana akan berkeringat melihat potensi lawan-lawan yang akan ia hadapi di pilkada berikutnya. Seperti Buya Marfendi, meski wakil dari Erman Safar, PKS sendiri menjadi pemenang di Sumbar. Selain itu, Ramlan juga berpotensi merepotkan pertahana dimana menjadi kebangktitan baru jika Erman Safar tidak bisa membaca hal tersebut dengan baik,” ujarnya.
Jika ingin memenangkan Pilkada Bukittinggi, para calon kandidat yang berpotensi maju untuk dapat memetakan dan melirik potensi di Pilkada Bukittinggi.
“Misalkan seperti Erman Safar yang digadang mewakili kaum muda, atau Buya Marfendi yang digambarkan mewakili kelompok ulama, dan Ramlan digambarkan mewakili kelompok adat. Artinya segmentasi tersebut diperlukan untuk mencari wakil, agar dapat memecah keunggulan dari lawan. Karena nantinya mereka akan berhitung mana pasangan yang lebih potensial untuk mengalahkan pasangan lainnya,” ujarnya.
Tancap Gas
Sebagai partai pemenang pileg di Kota Bukittinggi, DPC PKS Bukittinggi tancap gas dalam mengapungkan nama Marfendi sebagai bakal calon kepala daerah. Upaya ini bahkan telah dilakukan sejak pertengahan Februari yang lalu.
“Ini masih terbuka, namun kita di DPD PKS Bukittinggi, sampai hari ini masih komit untuk merekomendasikan Buya Marfendi sebagai calon Wali Kota Bukittinggi pada pilkada mendatang,” ucap Ketua DPD PKS Kota Bukittinggi Ibnu Aziz, kemarin.
Kendati demikian, DPD PKS masih harus menunggu rekomendasi ini ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Pusat PKS. Ibnu Aziz melanjutkan, partai mereka percaya diri untuk mengusung pasangan calon wali kota dan wakil wali kota sekaligus.
“Pertama kita akan mencoba berkoalisi dengan internal. Namun, kita tetap membuka ruang komunikasi dengan partai lainnya untuk kandidat calon. Ini semua akan jadi rekomendasi dan nantinya ketetapannya akan diambil oleh DPP,” ujarnya.
Lebih Santai
Sementara itu Partai Gerindra, sebagai incumbent sedikit lebih santai terkait pencalonan kepala daerah mendatang. “Untuk saat ini Gerinda masih dijual dalam persoalan pilpres Prabowo-Gibran. Karena itu untuk Pilkada mendatang kita masih menunggu pembahasan dan arahan dari DPP,” ujar Erman Safar, Ketua DPC Gerindra Kota Bukittinggi.
Ia menyebutkan, DPC masih menunggu pembahasan dan arahan dari DPP untuk menugaskan kader-kader terbaiknya maju dalam pilkada di seluruh Indonesia.
“Untuk saya secara pribadi, saat ini masih fokus dalam menjalankan amanah rakyat sebagai Wali kota. Saya masih fokus untuk mengemban amanat ini sampai masa jabatan saya berakhir,” tuturnya.
Nasdem Buka Rekrutmen
Di lain sisi, Nasdem sebagai salah satu partai yang fenomenal pada pileg sebelumnya, saat ini tengah melakukan upaya dua arah dalam persiapan menjelang Pilkada Kota Bukittinggi. Upaya ini dilakukan dengan membuka rekrutmen serta menjalin komunikasi antar partai di Kota Bukittinggi.
“Untuk Partai Nasdem Bukittinggi, kita memakai konsep Indonesia memanggil. Jadi siapapun putra-putri terbaik Kota Bukittinggi diperbolehkan untuk mendaftar sebagai bakal calon Wali Kota Bukittinggi atau bakal calon Wakil Wali Kota melalui partai Nasdem,” ujar Asril, Ketua DPD Nasdem Bukittinggi.
Meski belum dibuka secara resmi, sejauh ini sudah ada lima kandidat yang mengajukan namanya. Kelima kandidat berasal dari partai dan juga perorangan. Di sisi lain, Asril menyebutkan DPD Nasdem Bukittinggi saat ini tengah memperkuat komunikasi politik dengan sejumlah partai di Kota Bukittinggi.
“Kita juga tengah menjalin komunikasi politik dengan lima partai lainnya di Kota Bukittinggi. Ini masih cair dan dapat berubah, kita harapkan nanti ada koalisi besar untuk memenangkan kandidat yang kita yakini sebagai sosok terbaik. Apa saja partainya, nanti akan segera kita umumkan,” pungkasnya.
Calon Perseorangan Siap Berlaga
Sementara itu, Nofil Anoverta, Dt. Rangkayo Batuah, menjadi salah satu tokoh masyarakat siap untuk berlaga dalam pilkada mendatang.
“Kami sangat serius untuk mengabdi kepada masyarakat, kami bertekad untuk memberikan energi positif kepada masyarakat. Saya tidak punya latar belakang politik dan banyak bergerak di bidang sosial keagamaan. Dari pengalaman itu saya menyadari ada kemestian untuk berbuat baik yang berdampak bagi masyarakat banyak,” ucapnya.
Melalui pilkada, menurutnya memberi ruang yang lebih besar agar bisa berbuat baik dengan dampak yang lebih luas. “Keikutsertaan dalam pilkada akan menjadi ruang untuk memperbesar panggung berbuat baik dan berkontribusi positif bagi masyarakat banyak. Jadi kami bertekad untuk ikut dan memenangkan pilkada mendatang,” tambahnya.
Ia juga menegaskan tekadnya untuk berlaga di pilkada untuk menang dan dapat berkontribusi positif bagi masyarakat, bukan sekadar euforia saja.
“Kami bukan underbow, bukan pencitraan, bukan pemecah suara. Kita telah mempersiapkan diri, mulai dari manajerial, finansial, etika, dan juga secara pribadi saya telah mempersiapkan diri baik dalam hal keikhlasan, ketulusan untuk berbuat bagi masyarakat,” tambahnya.
Memastikan bisa ikut dalam kontestasi, Nofil mengaku telah mendapatkan dukungan dari masyarakat. “Pertama kita merencanakan masuk dalam jalur independen, kita telah mengumpulkan dukungan masyarakat dan ditargetkan rampung pada bulan ini. Di sisi lain kita juga terus membangun komunikasi dengan berbagai partai politik,” jelasnya.
Tidak hanya Nofil, Heri Tito Rinaldi (HTR) menjadi salah satu kandidat yang mengaku siap untuk berlaga di Pilkada Kota Bukittinggi. Ia menyebutkan ada dukungan dan keinginan masyarakat untuk mendorong dia maju dalam perebutan kursi Wali Kota Bukittinggi.
“Awalnya saya ingin pulang kampung ke Bukittinggi untuk meneruskan profesi dan bisnis sebagai notaris. Namun atas masukan, saran dan desakan masyarakat saya menetapkan diri untuk maju di Pilkada Kota Bukittinggi,” ujar HTR.
Saat ini ia telah melakukan langkah untuk maju melalui jalur independen. “Kita telah mulai melakukan sosialisasi ke masyarakat melalui gerakan sosial. Kita juga tengah menghimpun dukungan masyarakat untuk bisa ikut dalam pilkada mendatang. Meskipun begitu kita terus melakukan upaya komunikasi politik dengan partai,” ucapnya.
HTR yang merupakan seorang notaris ini berkomitmen untuk menjadikan Kota Bukittinggi berdikari dan merangkul semua pihak untuk membangun Kota Bukittinggi menjadi lebih baik.
Harus Kantongi 9.507 Dukungan Masyarakat
Pada tempat terpisah, Ketua KPU Kota Bukittinggi Satria Putra menyebutkan untuk pasangan calon perseorangan atau independen yang ingin berlaga di Pilkada Kota Bukittinggi mesti mengantongi 10 persen dari jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT). “Total DPT kita 95.068 pemilih, artinya untuk maju sebagai paslon independen mesti memiliki 9.507 dukungan masyarakat,” ucapnya.
Selain itu dukungan masyarakat ini mesti tersebar lebih dari 50 persen jumlah kecamatan. “Karena Kota Bukittinggi hanya memiliki tiga kecamatan, maka dukungan terhadap pasangan calon mesti tersebar di dua kecamatan,” tambahnya.
Ia menyebutkan dukungan masyarakat tersebut telah diserahkan kepada KPU dalam rentang waktu 5 Mei hingga 19 Agustus. “Meski jumlah dukungan minimal sebanyak 9.507, kita berharap pasangan calon mempersiapkan lebih dari itu. Hal ini penting untuk mengantisipasi jika saat verifikasi lapangan nanti ada yang tidak sesuai dengan ketentuan,” pungkasnya.
(Tb Mhd Arief Hendrawan)