Padang, Sinyalgonews.com,-– Mencetak Alat Peraga Kampanye yang biasa kita lakukan secara umum di zaman kini adalah bersifat skularisme liberal. Ya, apapun yang kita lakukan baik menurut kita belum tentu baik menurut Allah. Hal ini ditegaskan dalam Surat Al Baqarah ayat 216 yang berbunyi, “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”.
Membuat Alat Peraga Kampanye, seperti membuat Baliho dan Spanduk misalnya berapapun besarnya biaya yg kita keluarkan termasuk PEMBOROSAN dan Haram hukumnya. Apalagi menjelang H3 PEMILU atau PILKADA 2024, APK (selain Kalender, Stiker, dan Kartu Nama) harus sudah dicopot atau dibersihkan ditempat umum, jadi mubazir.
Menyelenggarakan acara pesta konser dalam berkampanye pun termasuk PEMBOROSAN yang justru dapat mengundang murkaNya Allah SWT.
Syekh Yasin Al Fadani berpendapat bahwa, boros (israf) berarti sikap manusia yang melampaui batas kewajaran. Oleh sebab itu Al-Qur’an mencap orang-orang Pemboros sebagai orang yang melampaui batas. Boros (israf) memiliki arti yang hampir sama dengan mubazir (tabdzir).
Allah SWT menegaskan bahwa, para pemboros adalah saudara setan. Artinya, jika ada orang yang memanfaatkan harta di luar batas keridhoan Allah SWT dan mengingkari nikmat-Nya, perbuatannya dapat disamakan dengan perbuatan setan.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
اِنَّ الْمُبَذِّرِيْنَ كَا نُوْۤا اِخْوَا نَ الشَّيٰطِيْنِ ۗ وَكَا نَ الشَّيْطٰنُ لِرَبِّهٖ كَفُوْرًا
“Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya.”(QS.17 Al-Isra’ : Ayat 27)
2. Berkampanye Dengan Cara Yang Diridhoi Allah SWT
Berkampanye dengan cara Allah SWT adalah dengan cara bersilaturahim kepada seluruh warga mayarakat dan bersedekah utk kemaslahatan seluruh ummat manusia, tidak bersifat mubazir biaya yg kita keluarkan. Justru Allah SWT mengganti nya dengan yang lebih besar.
Beberapa hal sistem kampanye yang dapat dilakukan untuk mendekatkan diri kepada Allah, antara lain:
1. Berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan untuk kemaslahatan seluruh ummat dalam lingkup Provinsi, Kabupaten dan Kota
2. Berusaha melakukan perubahan ke arah yang lebih baik yang meliputi kerentanan lingkungan hidup suatu masyarakat. Selain kerentanan lingkungan hidup, ada beberapa faktor lain yang juga mempengaruhi kerentanan masyarakat, yaitu: Kerentanan sosial, Kerentanan ekonomi, Kerentanan fisik.
Contoh kerentanan lingkungan yang dapat terjadi adalah:
• Masyarakat yang tinggal di daerah kering dan sulit air akan selalu terancam bahaya kekeringan.
• Seseorang yang tinggal di rumah yang tidak memiliki konstruksi tahan bencana, atau sengaja membuat rumah di lingkungan yang rentan banjir.
3. Melakukan perbuatan baik, seperti: bersikap rendah hati, tidak bersikap sombong(takabur seperti Iblis) dan arogan(seperti Fir’aun), tidak gemar fitnah dan ghibah, tidak melakukan berbagai tindak kecurangan, serta tidak merasa dirinya lebih hebat plus mumpuni dari orang lain.
4. Mematuhi perintah Allah, seperti berbakti kepada orang tua, memaafkan kesalahan orang lain, tidak bersifat munafik, dan tidak saling hasut atau menjelek jelekan orang lain.
5. Penuhilah apa yang dibutuhkan oleh warga masyarakat sebelum tiba masa pilkada 27 November 2024 sebagai seorang Pemimpin sejati, bukan atas apa yang kita mau menurut kehendak nafsu setan kita yang harus dipatuhi oleh warga masyarakat sebagai seorang Diktator.
Pengorbanan seorang Pemimpin sejati yang meliputi : waktu, tenaga, pola pikir, dan harta akan mendapat ganti dari Allah langsung.
“Barangsiapa memberi pinjaman kepada Allah dengan pinjaman yang baik, maka Allah akan melipatgandakan balasan pinjaman itu untuknya dan dia akan memperoleh pahala yang banyak” (QS.57 Al Hadid: 11). Allah Maha Kaya, sama sekali tidak membutuhkan bantuan apa-apa dari makhluk ciptaanNya, yaitu manusia.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
مَنْ ذَا الَّذِيْ يُقْرِضُ اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضٰعِفَهٗ لَهٗۤ اَضْعَا فًا کَثِيْرَةً ۗ وَا للّٰهُ يَقْبِضُ وَيَبْصُۜطُ ۖ وَ اِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ
“Barang siapa meminjami Allah dengan pinjaman yang baik, maka Allah melipatgandakan ganti kepadanya dengan banyak. Allah menahan dan melapangkan (rezeki), dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan.” (QS.2 Al-Baqarah : Ayat 245)
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَاَ نْفِقُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَلَا تُلْقُوْا بِاَ يْدِيْكُمْ اِلَى التَّهْلُكَةِ ۛ وَاَ حْسِنُوْا ۛ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَ
“Dan infakkanlah (hartamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu jatuhkan (diri sendiri) ke dalam kebinasaan dengan tangan sendiri, dan berbuat baiklah. Sungguh, Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.”
(QS.2 Al-Baqarah : Ayat 195)
Berkolerasi dengan Surat Al-Baqarah ayat 261 ~ 265.
Dan Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
قُلْ اِنَّ رَبِّيْ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَّشَآءُ مِنْ عِبَا دِهٖ وَيَقْدِرُ لَهٗ ۗ وَمَاۤ اَنْفَقْتُمْ مِّنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهٗ ۚ وَهُوَ خَيْرُ الرّٰزِقِيْنَ
“Katakanlah, “Sungguh, Tuhanku melapangkan rezeki dan membatasinya bagi siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya.” Dan apa saja yang kamu infakkan, Allah akan menggantinya dan Dialah Pemberi Rezeki yang terbaik.”
(QS.34 Saba’ : Ayat 39)
Untuk kepentingan diri kita sendiri tunjukkan sikap empati dan etika diri kita, serta hendaknya jangan kita membuat perhitungan dan mendikte Allah SWT. 100% kita serahkan seluruh urusan kepada Allah SWT.
Padang, 2 November 2024